Waktu adalah kunci, merupakan halangan, juga limit suatu masa. Dimana bulan terlewati penuh gejolak, cinta, kaish, senyum, tawa, pedih, duka, amarah, cemburu, adalah musik latar untuk kita. Ini bukan waktu yang lama untuk kebanyakan orang, ini hal yang biasa untuk kalian, namun ini merupakan hal baru yang cantik untuk ku, pengalaman, petualangan yang belum pernah ku lalui.
Aku memujamu, dengan semua petir yang kau bawa.
Aku menyanjungmu, dengan semua arus yang kau bawa.
Aku menggilaimu, dengan ratusan bintang yang kau berikan.
Aku mencintaimu, dengan matahari yang kau berikan.
Deretan kata tak beraturan ini, mungkin tak akan cukup untuk menjelaskan semua isi pikiran ku, semua isi hati ku. Kau harus membukanya sendiri.
Aku disini termenung sendiri, dalam box 3 x 4 meter yang mereka sebut kamar. Mendengarkan nyanyian langit dan titik hujan di depan ku. Aku mencuri waktu, saat kau membiarkan ku di belakang mu, sibuk. Aku mengingat, mengenang. Memutar jam terbalik, tanpa ingin merubah cerita. Waktu itu berharga, termasuk kenangan dan orang yang terlibat.
Aku tau 'waktu' itu menyimpan kisah lama yang tersimpan di dunia bawah sadarmu, tak kan terungkap dengan mulutmu. Aku disini, kekasihmu. Aku berterima kasih pada waktu yang telah membawa mu arungi dunia, mengantarkan mu pada ku. Aku berterima kasih pada mereka masa lalumu, yang telah berimu kisah tuk diceritakan, berikan cerita tuk dikenang, berikan pengalaman tuk bekal, dan terima kasih telah menemaninya dahulu.
Dan sekarang adalah 'waktu' ku untuknya. Aku mohon tinggalkan dia sendiri, karena masa kalian sudah habis. Disini Aku kan jadi selimut yang menghangatkannya, kacama mata yang membantunya melihat, buku yang temani saat sepinya, langit yang akan melihatnya, bumi yang jadi tempat berpijaknya, dan bintang yang akan bawa dia saat gelap. Terima kasih pada waktu, aku disini sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar